Artikel Feature UBB
UBB's Feature
Artikel Feature UBB
Universitas Bangka Belitung's Feature
30 April 2008 | 07:46:00 WIB
Kabar Dari Laut
Tampak kesibukan mewarnai persiapan yang dimulai sejak pukul 07.00 pagi. Ada yang memeriksa kembali peralatan selam dasar dan keselamatan (pelampung), kesiapan transportasi, pemeriksaan jumlah personel yang diakhiri dengan briefing teknis di lapangan. Setelah dirasa siap, maka kegiatan pun dimulai dengan melakukan doa bersama agar pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan selamat awal hingga selesai kegiatan. Menginjak pukul 08.00 sebuah mobil angkot berwarna kuning membawa rombongan mahasiswa/ I HIMASPERI bertolak dari FPPB UBB menuju ke Teluk Uber diikuti sejumlah mahasiswa lain dengan kendaraan bermotor roda dua.
Selang 20 menit kemudian, samar samar tercium aroma laut, segar khas daerah pantai, suara suara ombak yang bersusul-susulan ke tepian pantai menandakan rombongan sebentar lagi tiba. Akhirnya, angkot berhenti di daratan pasir, sejurus kemudian mahasiswa/ I segera turun sambil membawa peralatan selam untuk diatur di tempat yang teduh. Mereka terlatih bagaimana merawat serta menyiapkan peralatan selam ketika akan digunakan, cara dibersihkan serta cara menyimpannya sesuai prosedur yang benar.
Hal ini tidak mengherankan sebab pengetahuan ini mereka peroleh dari mata kuliah Widya Selam pada semester 2 atau dari senior mereka. Setelah berganti pakaian, mengambil peralatan selam. Acara selam dimulai.
Team Divisi Akuatik HIMSAPERI berkumpul di tepi pantai mendapatkan briefing tentang pentingnya saling menjaga dan saling mengawasi satu sama lain ketika sedang berada di laut atau di perairan. Hal ini sesuai dengan Standard Operation Prosedure (SOP) dalam olah raga selam yang bersemboyan ”Never Dive Allone” yang bermakna keselamatan merupakan hal yang utama di setiap kegiatan penyelaman.
Perairan bukanlah lingkungan manusia sehingga diperlukan kewaspadaan yang tinggi dan rasa aman ketika kita berada di lingkungan perairan tersebut, maka itu bila kegiatan menyelam atau bersnorkeling dilakukan dengan berteman maka kewaspadaan akan meningkat dan tentu saja akan merasa lebih tenang karena kita tidak merasa sendiri di dalam sebuah lingkungan yang asing bagi manusia.
Setelah dirasa paham tentang prosedur snorkeling. Team langsung menuju ke laut. Sedangkan yang didarat hanya ada tiga orang. Mereka bertugas mengawasi teman-temannya yang berada laut. Asinnya air laut langsung terasa ketika seluruh badan masuk ke air dan berenang di permukaan air sambil menikmati pemandangan di dasar laut tersebut. Bentuk relief pasir di dasar laut yang khas, berbagai jenis algae yang tumbuh di bebatuan dasar serta beragam bentuk-bentuk karang yang berwarna-warni merupakan pemandangan yang langka dan tak tertandingi keindahannya.
Keindahan pemandangan yang terpampang di depan mata tersebut seakan membuat orang memandangnya sejenak melupakan kepenatan dan persoalan-persoalan yang dihadapi. Bahkan kerap kali, banyak orang menemukan inspirasi dan pemikiran mengenai solusi dari sebuah masalah. Snorkling juga membuat ketenangan dalam hidup. Memandang hamparan dasar laut dengan bentuk dan warna yang beraneka ragam tersebut sangat membuai jiwa. Terasa sebentar bila sudah terlena dengan keindahan pemandangan alam bawah laut. Yang jelas, kita pasti akan merasa ketagihan untuk mengulangi aktivitas tersebut.
Manfaat yang dirasakan mahasiswa Divisi Akuatik HIMASPERI ini adalah mereka dapat langsung mengamati organisme-organisme laut di habitatnya secara langsung. Awalnya mereka kenal hanya lewat penjelasan dosen di dalam kelas ataupun di laboratorium. Hal ini tentu akan meningkatkan pemahaman mereka tentang materi dari dalam kelas durasi 100 menit dan 16 kali pertemuan saja.
Perasaan ceria dan rasa antusias yang tinggi terpancar dari wajah-wajah mahasiswa/ I yang baru beranjak dari laut setalah menyaksikan pemandangan indah anugerah Allah SWT. Walaupun dibalik keindahan pemandangan tersebut, mungkin sebenarnya mereka berkata ”Tolonglah Kami dan Selamatkanlah Kami” sebab hanya segelintir orang yang bisa mendengar suara rintihan tersebut.
Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan rasa kecintaan mahasiswa pada lingkungan laut dan lingkungan perairan pada umumnya serta berupaya menjaga kelestariannya sehingga manfaat ekosistem terumbu karang dan ekosistem pesisir lainnya baik secara ekologis maupun manfaat ekonomisnya dapat dirasakan oleh anak cucu kita nantinya.
Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 11.00. Ini adalah waktu seluruh mahasiswa yang masih berada di air untuk segera ke daratan. Setelah melakukan briefing penutup membahas packing alat dasar selam serta diakhiri dengan doa, rombongan pulang. Mobil angkot pun stand bye untuk perjalanan kembali ke Kampus II. Tiba pukul 11.30 team telah berada di FPPB UBB dan segera berkumpul membentuk barisan untuk briefing penutup guna memeriksa kelengkapan personil dan peralatan yang digunakan. Briefing pun ditutup dengan doa sebagai rasa syukur terhadap Allah SWT yang telah memberikan keselamatan selama berlangsungnya kegiatan tersebut. Tak berapa lama Mahasiswa/I membubarkan diri diiringi senyum cerah di wajah dengan pikiran dan khayalan masing-masing setelah menyelam yang baru saja mereka alami.
Tentunya kegiatan-kegiatan mahasiswa seperti ini akan semakin berkembang dan terfasilitasi dengan kegiatan yang bersifat semi ilmiah berwisata sambil belajar menjadi suatu kegiatan yang benar-benar ilmiah seperti penelitian. Apalagi bila nanti Program Studi Perikanan memiliki sebuah atau beberapa stasiun lapang yang didalamnya terdapat fasilitas-fasilitas yang mendukung untuk terlaksananya kegiatan-kegiatan tersebut. Hal ini bukan hanya sekedar mimpi di siang bolong semata, karena Pusat Kajian Sumberdaya Perairan dan Pulau-Pulau Kecil (PKSP2K UBB) memang telah memiliki program untuk merealisasikan hal tersebut. Mari kita jaga lingkungan perairan kita agar tetap lestari dan dapat dimanfaatkan sebijak mungkin.***
Aldino Akbar
Penulis adalah Dosen S1 Perikanan FPPB, Pembina HIMASPERI dan Director of Center for Aquatic Resources and Small Islands Studies (CARSIS UBB)
Feature UBB
KISAH MAHASISWA UBB PENERIMA BEASISWA DJARUM FOUNDATION 2013
Pengalaman Pertama menjadi Tour Guide
Mandi Belimau, Tradisi Penyucian Diri
Rebo Kasan - Air Wafaq Tolak Bala
Mengenal Lebih Dekat, Sang Duta Baca Indonesia Andy F Noya
Berita UBB
UBB dan BPS Provinsi Babel, Jalin Sinergi Melalui Nota Kesepahaman
Dialog Publik Kementerian Agama RI dan UBB, Strategi Penguatan Moderasi Beragama di Lembaga Pendidikan
Ambil Tema “18 Tahun Berpacu, Dengan BLU Melaju” UBB Gelar Dies Natalis
Usai Libur Panjang Idul Fitri 1445 H, Pimpinan UBB Silaturahmi ke Fakultas dan Unit Kerja
Mahasiswa UBB Sukses Raih Beasiswa Studi Di Universiti Kebangsaan Malaysia Melalui IISMA 2024
Tingkatkan APK Perguruan Tinggi, UBB Lakukan Shearing Season Bersama Kepala Sekolah Se-Bangka
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?